Keputusan Menjadi Ibu Pekerja di Rumah

Dulu saya tidak berpikir bahwa saya akan mengambil keputusan secepat ini. Saya berpikir menjadi seorang Ibu dan seorang karyawan bisa jalan beriringan. Meskipun sejak dulu, bahkan sebelum saya menikah, hamil dan memiliki anak, Papi saya selalu menyarankan saya untuk memiliki usaha sendiri. Kebetulan keluarga kami datang dari keluarga pedagang di mana tidak ada seorangpun anggota keluarga kami yang menjadi karyawan.

Singkat cerita saya hamil 37 minggu dan melahirkan Hika, kemudian mengambil cuti dari tempat bekerja selama 4 bulan. Sampai saat itu pun saya masih belum terpikir untuk berhenti bekerja. Tapi kemudian saat saya mulai masuk bekerja setelah 4 bulan cuti, saya merasakan kembali menaklukkan jalanan Jakarta yang semakin tidak bersahabat. Berangkat subuh agar tidak terlambat sampai kantor dan tidak terjebak macet. Pulang tepat waktu pukul 5 sore tapi masih harus sampai rumah pukul 8 malam. 

Credit : unsplash.com

Saya kemudian berpikir berapa lama waktu yang saya habiskan dengan Hika? Apakah saya akan menyaksikan saat dia pertama kali bicara, pertama kali berjalan, dan tahapan tumbuh kembang lainnya. Saat itu saya berpikir saya tidak mau meninggalkan Hika dengan orang lain selama lebih dari 15 jam setiap harinya. Pikiran saya sangat sederhana, saya ingin ada di samping Hika saat dia membutuhkan saya. Sama seperti dulu Mami saya ada di samping saya saat saya membutuhkan.

Akhirnya saya ambil keputusan itu. Keputusan yang sama sekali belum saya pikirkan untuk saya ambil. Saya memutuskan berhenti dari pekerjaan lama saya dan fokus pada Hika. Saya belum memikirkan bagaimana secara penghasilan? Efek apa yang akan timbul dari rumah tangga yang tadinya double  kemudian menjadi single income.

Pada kenyataannya Allah itu selalu memberi jalan yang terbaik untuk umatnya. Selama tujuan kita untuk sesuatu yang baik, pasti akan diberikan jalan keluar. Saat itu saya dan suami memutuskan untuk produksi kaos anak dengan desain sendiri. Akan tetapi karena kami berdua kurang fokus dalam mengelolanya, akhirnya bisnis tersebut harus kami kesampingkan. Lalu saya membuka usaha baju wanita dewasa dengan salah satu teman yang kebetulan masih menjadi karyawan. Lagi-lagi kekurangannya adalah kami kurang fokus dan total dengan bisnis kami, sehingga bisnis tersebut harus kami hentikan.

Credit : unsplash.com

Perjuangan saya tidak berhenti di situ. Saya kemudian mencoba bisnis aksesoris gelang. Awalnya karena memang saya senang menggunakan gelang dan memutuskan untuk membuatnya sendiri. Kebetulan Mami saya juga memang gemar menggunakan aksesoris dan beliau menjadi pelanggan pertama saya. Kemudian ada permintaan dari teman-teman dan saya menjualnya. Sampai akhirnya saya mencoba memasarkan melalui instagram dan alhamdulillah mendapatkan respon positif. Sampai saat saya menulis ini, saya sudah memiliki pelanggan dari beberapa belahan Indonesia. Mulai dari pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Timur.

Selain bisa berbisnis sesuai dengan minat saya, memiliki waktu yang fleksibel, saya juga dapat mengalokasikan waktu untuk mengelola usaha keluarga di luar Jakarta. Bahkan sekarang saya dan keluarga mulai masuk usaha souvenir kaos yang alhamdulillah juga sudah berjalan hampir 2.5 tahun dan terus berkembang. Banyak hal yang saya dapatkan yang sebelumnya saya pikir tidak akan saya dapatkan dengan berhenti bekerja. Hal paling positif yang saya rasakan adalah hidup saya lebih bahagia saat ini. Bukankah sudah hak dan kewajiban kita sebagai manusia untuk mencari kebahagiaan kita masing-masing apapun bentuknya.

Cerita ini hanya gambaran mengenai jalan hidup yang saya pilih (atau Allah pilihkan untuk saya). Bisa saja keputusan berbeda diambil oleh orang lain. Tidak ada yang salah dan benar dalam hal ini. Setiap keputusan selalu ada konsekuensinya. Saya hanya ingin berbagi bahwa jangan pernah menyesal dengan keputusan yang kita ambil karena dari setiap konsekuensi itu akan ada hikmah yang dapat kita ambil. Jangan juga menyerah dalam setiap jalan yang sudah kita pilih, karena keberhasilan didapat bukan dalam satu malam atau hanya dari jentikan jari. Semuanya diperlukan usaha keras dan konsistensi.